Paham Investasi Saham -eps satu

Sebenarnya kali ini mau kembali bercerita tentang saya, namun kemudian tersadar, cerita tentang saya mungkin tiada gunanya. Karena akan sulit untuk mengalahkan Novel Laskar Pelangi ataupun Ayat-ayat Cinta. Jadi kita bincang saham saja sesuai peruntukan dan judul di tulisan kali ini.

Sebagai pemula atau masih awam, biasanya belum memiliki ketertarikan dengan saham. Segala pencitraan tentang saham masih sulit untuk menembus kalangan rakyat Indonesia secara merata. Penduduk Indonesia ada 260 juta, namun investor saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya 1.5 juta. Investasi saham masih dicitrakan sebagai sesuatu yang rumit, gak jelas, repot, duit hangus, atau malah belum mendapatkan pencitraannya sama sekali. Hahaha.

Padahal seru loch, saya jadi semangat berbicara karena sempat beberapa kali melihat berita, mengenai satpam dan sopir taksi yang sudah jagoan investasi saham. Itu membuktikan kalau pendapat saya tidak salah, investasi saham tidak sesulit yang kita bayangkan, tinggal buka rekening lalu beli sahamnya pakai aplikasi online trading. Semudah belanja antigores handphone, jas hujan, atau tongsis di Bukalapak. Saya ketika masuk bursa pada tahun 2009, juga tidak memiliki ilmu di bidang keuangan. Saya cuma paham produk-produk yang sehari-hari saya konsumsi seperti biskuit Roma, Indomie, Choki-Choki, Kopiko, Aqua, teh Kotak, susu bantal Realgood, Pepsodent, Buavita dan seabrek-abrek produk lainnya yg biasa kita temui di Alfamart, Giant dan Hypermart, tentunya ada pabrik pembuatnya atau perusahaannya. Saya cuma bertanya-tanya: Kapan saya bisa beli saham perusahaan-perusahaan ini?

Naik ojek online ke kampus, ternyata motornya Honda. Beli Sahamnya

Numpang wifi gratis di Starbucks, karena mahal banget kopinya. Beli Sahamnya.

Gak sengaja, liat logo Adidas di kaos Lionel Messi. Beli Sahamnya.

Mau beli laptop ASUS ROG, tapi kemahalan harganya. Beli Sahamnya.

Nyopir lewat tol Jasa Marga, lalu kena macet bikin emosi. Beli Sahamnya.

Anak di rumah merengek minta dibelikan Choky-choky. Beli Sahamnya.

Renovasi rumah pake semen Tiga Roda. Beli Sahamnya.

Suka banget nonton iklan Ramayana, yg biasanya viral pas Lebaran. Beli Sahamnya.

Dengan menjadi investor saham, kita bisa memiliki banyak sekali perusahaan. Tinggal beli 1 lot saham saja, sudah bisa ikut RUPS yang cukup bergengsi itu, lalu banyak tanya dan puas-puasin kepo ke jajaran Direksinya. Walau cuma beli 1 lot, kita terdaftar sebagai pemilik perusahaan itu, dan mempunyai hak penuh yg sama dengan pemilik saham lainnya. Paling sadar diri aja kalau porsi kepemilikan saham sangat minoritas, cuma 0.0000 sekian %, sehingga tidak punya kekuatan untuk menentukan arah perusahaan. Kalau mau eksis tercatat namanya di laporan keuangan sebagai pemegang saham, cukup beli saham suatu perusahaan dengan porsi kepemilikan minimal 5%.


Ketika semua sudah siap, lalu tidak sabaran ingin membeli saham tanpa mau repot baca laporan keuangannya. Mulailah dengan membeli saham blue chip yang aman-aman aja seperti, UNVR, TLKM, MYOR, ASII dan lainnya. Lalu terapkanlah metode DCA, Dollar Cost Averaging. Jadi metode membeli saham dengan mencicilnya setiap bulan. Seperti di video berikut:

Jangan berharap meraih profit/untung/cuan di tahap awal investasi saham. Tidak menelan kerugian saja sudah bagus.

Tahap selanjutnya harus belajar analisa Fundamental atau Teknikal.

Ilmu yang saya miliki adalah analisa Fundamental yang agak ngasal, tapi tidak apa, saya merasa walau agak ngasal, ilmu saya sepertinya ada manfaatnya bagi yang membutuhkan.

Hati-hati dan jadilah diri sendiri.

1. Jangan tergiur rumor atau orang lain yang mengklaim meraih profit ribuan persen sehari. Biasanya itu saham gorengan, tidak baik untuk kesehatan.
2. Pahami dengan sangat baik saham yang dibeli, kenali kinerja perusahaannya, pahami prospek masa depannya.
3. Jika pada suatu hari lihat saham yang tidak dimiliki, mencetak untung 15% dalam sehari. Harap sabar, itu ujian. jangan klik beli nanti bisa rugi.
4. Siapkan kekuatan mental yang baik, Tidak iri hati ketika investor lain untung lebih besar, Tidak panik atau frustasi, ketika status portfolio merah/minus. Karena itu masih rugi potensial, belum beneran.