Header Ads

Bagaimana Semua Dimulai?

Semua terjadi pada tahun 2008 ketika badai Subprime Mortgage menyapu ekonomi Amerika. Pada saat itu, saya sekedar seorang junior manager di sebuah perusahaan distributor IT yang sedang resah, memikirkan ekonomi keluarga dengan tabungan yang tidak pernah beranjak dari 10-15 juta rupiah. Sebagai seorang yang awam terhadap bisnis dan ekonomi, saya hanya memahami prinsip sederhana dari inflasi, nilai uang akan terus turun di masa yang akan datang karena harga-harga kebutuhan hidup terus naik.

Pada saat tsunami Subprime Mortgage sampai ke Indonesia, hiruk pikuk kebisingan pun terjadi di Indonesia, dari mulai rupiah melemah, ancaman bangkrutnya sebagian bank yang ada di Indonesia, dan pesimisme ekonomi lainnya yang tidak perlu dijabarkan satu-per satu. Perhatian saya cuma tertuju pada satu bahasan di harian Kontan Sabtu 3 Januari 2009. Yaitu harga-harga saham jatuh sampai batas bawah 50 rupiah, gocap pas gak pake ribu. Dalam hati saya, wah kalo saham harganya gocapan, saya pasti mampu beli.
Kapan lagi nambah keren dari karyawan biasa, menjadi tetap karyawan tapi investor. Bisa ikut RUPS, walau cuma ritel ketengan beli saham 1 lot doank.

Kemudian Action pun dimulai. Yang pertama adalah mencari Ustadz terdekat. Lho koq Ustadz? Yes, maklum rumor yang berkembang, dunia saham ibarat perjudian yang jika hal itu benar, maka hukumnya haram seperti Bang Haji Rhoma bilang. Alhamdulillah dapat konfirmasi dari Ustadz terdekat kalau
Saham itu Halal, selama lingkup bisnis dan usahanya di bidang yang tidak diharamkan.

Yang kedua adalah melobby istri di ranjang, ehh. Ya gitu deh, karena sudah jelas, upaya nyemplung ke bursa saham ini harus diketahui dan disetujui oleh Istri pertama.. ehh lagi. Alhamdulillah setelah 2 minggu bekerja keras dan tuntas, Istri menyetujui niatan saya terjun ke bursa. Daripada tu tabungan 10-15 juta kagak pegi ke mana2 juga. Hehehe.

Yang ketiga adalah mencari makelar. Yes, beli saham tidak bisa langsung, harus pakai makelar/broker saham.
Mereka adalah perusahaan sekuritas, ini bukan perusahaan di bidang keamanan menyediakan satpam, jualan kamera CCTV atau pengawalan duit ATM ya. Perusahaan Sekuritas adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, di mana salah satu jasa yang disediakan adalah menjadi perantara perdagangan saham di bursa saham. Biasanya paket jasa keuangan perusahaan sekuritas ini meliputi Manajer Investasi Reksadana Saham.

Action ketiga ini akan dijelaskan lebih panjang, boleh ya. Jadi hiruk pikuk yg terjadi karena tsunami Subprime Mortgage sangat terasa di bursa saham Indonesia. Yang paling terkenal tentu jatuhnya saham yang cukup ngartis pada saat itu yaitu
BUMI dari Rp 8450 (15 Juni 2008) menjadi Rp 470 (18 Januari 2009). Ibarat duit 10 juta sisa 500ribu doank. Atau 1 Miliar sisa 50 jutaan saja.
Hiruk pikuk yg juga gak lupa adalah "bangkrutnya" 1 perusahaan sekuritas yang cukup ngartis juga saat itu, namanya Sarijaya. Hmm gak paham lah kenapa. Tapi kemudian hal itu membuat saya menetapkan diri harus mencari perusahaan sekuritas yang "aman". Pilihan kemudian jatuh ke Perusahaan Sekuritas pelat merah (BUMN).


Perusahaan Sekuritas pelat merah yang saya ketahui saat itu adalah Danareksa, Bahana, Mandiri dan BNI.
Karena kerjaan saya saat itu keliling nyales komputer di Mangga Dua. Maka yg terlihat mata cuma Mandiri dan BNI. Kalo gak salah, Bahana dan Danareksa ada di kantor Bursa Saham Indonesia (IDX) di daerah Sudirman. Ok, mari kita ke Mandiri dulu, persepsi saya terhadap Mandiri emang tinggi, Bank besar, keren bonafid. Mulailah saya bicara dengan resepsionisnya, diskusi diakhiri dengan mundur teraturnya saya karena persyaratan minimal duit adalah Rp 100 juta. Hahaha. Pergilah saya ke BNI dengan sedikit keringet dingin, kalo gagal juga krn duit kurang bisa batal nih hasrat saya nambah keren menjadi investor. Alhamdulillah, duit minimal yang disyaratkan BNI cukup 10 juta saja. Langsung saya jadiin saat itu juga dengan deposit kalo gak salah 14 juta, sisain lah 1 juta buat jaga2 siapa tau ada pengen ngopi sama jajan gorengan.


Ternyata berdamai dengan Takdir itu memang sangat membahagiakan. Saat itu ternyata BNI sudah mengembangkan Online Trading yang cukup canggih (Mandiri, Bahana dan Danareksa belum punya), Jadi nih ya, konsep beli saham tu kita telepon makelar, misalnya minta dibeliin BUMI Rp 8450 sebanyak 1 miliar, lalu makelar dapet fee 0.25% dari nilai transaksi, nah jika tiba2 panik karena harga sahamnya jatuh, kita harus telepon lagi tu makelar minta dijual BUMI yang kita beli di Rp 470 misalnya. Kondisi ini tentunya mengakibatkan keterlambatan transaksi, proses mencet nomor telepon, tersambung, lalu ngobrol-ngobrol sama makelarnya, sampai tutup telepon dan kemudian permintaan kita dikerjakan. Bisa habis 5 menit. Sedangkan harga saham dalam 5 menit bisa naik/turun dengan nilai yang cukup signifikan.
Dengan Online Trading, semua transaksi bisa kita kerjakan sendiri dalam hitungan detik, dengan fee transaksi yang lebih murah 0.05%. Hehehe.


Yang Keempat, tentunya saya kemudian koneksi internet dan Belanja Saham Online. Gaya banget dah duit 14 juta aja sok-sok belanja saham. Yes, biar dapatnya banyak, tentunya yang dibeli ya saham Rp 50 (gocapan) sampai Rp 200 (nopekan). Hahaha. Ini akan saya jelaskan di tulisan selanjutnya. Harus mengingat-ingat dulu drama-drama belanja saham saat itu.


2 comments:

  1. How to Make Money from Betting on Sports Betting - Work
    (don't worry if you get it wrong, though) The process https://febcasino.com/review/merit-casino/ involves placing bets on different goyangfc.com events, titanium ring but it หาเงินออนไลน์ can also be done by using the

    ReplyDelete
  2. In these circumstances, the encryption a VPN supplies is extraordinarily useful, because it successfully prevents attackers from intercepting your data, which might embody cost information or bank particulars. When you’re browsing VPN suppliers, you’ll no doubt come across numerous free choices. Many make daring claims and promises, but in actuality, most are subpar products. And some are simply out to make a profit in unscrupulous methods. Even if you’re protected by a VPN, you must to} look for secure networks and stick with secure websites. You can flip off sharing settings and allow your 점보카지노 firewall if relevant.

    ReplyDelete